Bersandar pada Kesadaran



Aku tertegun ketika melihatnya tertunduk…

Ya Allah… dia menangis…

Aku jadi bingung…

Apa salahku sehingga dia menangis di depanku??

Apakah ada kata-kata atau tingah laku ku yang menggores hatinya???

Didalam kebingunganku, ia mengangkat kepalanya, lalu menoleh kearahku..

Akupun menatap matanya… Mencoba melukiskan perasaannya didalam pikiranku…

Bibirnya bergerak mengucapkan kalimat demi kalimat yang membuatku berpikir ulang tentang sebuah ukhwah islamiah.. kalimat demi kalimat yang mampu mengubah paradigma berpikirku tentang arti persahabatan.

“bang, ane sungguh merasa bersalah ketika orang yg ane anggap abang sendiri,

Tapi tak tahu bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Padahal td antum ane telepon,

Tp tak satu pun kata yg keluar tentang ucapan selamat kepadamu..

Pantaskah ane jd adik antum???

Ane malu bang,,

Masih teringat jelas ketika antum tersenyum ikhlas ketika menyambut ane pertama kali menginjakkan kaki di dunia dakwah ini…

Hhh… begitu egois diri ini…

Afwan jiddan bg…”

Air mata itu mengalir sejadi-jadinya. Kepalanya tertunduk malu, dan matanya pun tak mampu lagi menatapku.

***

Mungkin dimata kalian, ini bukan masalah, hanya karena lupa mengucapkan selamat ulang tahun.

Tapi bagiku, ini masalah sederhana yang berefek luar biasa bagiku. Merubah pandanganku tentang sebuah ukhwah. Mencintai sesama muslim dengan dasar kecintaan kepada Allah…

Seharusnya aku malah berterimakasih kepadanya, ucapan selamat yang dikemasnya secara luar biasa membuatku terbangun dari tidurku.

Menerima kenyataan bahwa Rasulullah pun membutuhkan sahabat untuk berdakwah… bahwa orang tua kita membutuhkan anak-anak yang saleh untuk bisa mengecap syurga Allah…

Apalagi kita…???

Jazakallah akhi,,, antum menyadarkan ane ttg pentingnya sebuah makna dari “ukhwah islamiah”

:’)

Sepenggal Cerita Untukmu Adikku



Sebuah cerita,,,
Yg membuat hatiku terguncang keras…
Kisah seorang anak yg berjuang melawan kematiannya…

6 tahun yg lalu,,,Ia pun lahir….
Namun kelahirannya ditandai dengan vonis dokter..
Terjadi kebocoran diantara bilik kiri-kanan jantungnya..
Sehingga darah bersih yg seyogyanya dialirkan ke seluruh tubuh,,
Bercampur dengan darah kotor…

Perjuangannya pun dimulai..
Saat tarikan nafasnya tidak pernah sempurna,,
Saat detak jantungnya tidak pernah normal,,,
Saat tubuhnya membiru (mgkin krn aliran darahnya tidak normal)
Dan Saat Malaikat Maut “Terlalu Dekat” Dengannya…

Ia terus berjuang dalam kepekatan malam…
Mencoba tertawa dalam tangisan…
Mencoba tersenyum dalam kepedihan..
Dan,,,
Mencoba bersahabat dengan Izrail sang pencabut nyawa…

Sampai hari ini,, 16 juli 2010,,,
Cuaca jumat pagi itu sangat cerah…
Tapi bukan untuknya…
Persiapan brangkat sekolahpun hancur berantakan,,,
Saat nafasnya terasa sesak,,,
Saat badannya mulai membiru,,,
Saat ia terbaring lemas dipangkuan ibunya…
Dan saat malaikat Izrail menjalankan amanahnya…

Tangisan pun meledak,,,

Terbayang olehku saat2 sebelum ia bertemu Rabbnya..
“ma, klo orang udah tua pasti meninggal ya ma??” tanyanya tiba2 pd ibunya..
“bukan cuma orang tua aja,, siapa aja bisa meninggal..”
“Sheila ga mw mama meninggal”
“mama jg ga mau meninggal,,, udah la, g usah ngomong yg aneh2..”


Hhhh…
Air mata ini semakin mengalir ketika aq melihat selembar kertas dirumahnya..

Orthopaedic & spine surgery :
Mr. Loke Wooi Pin, AM, MBBS (India), MS Ortho (UKM)
Room 2

Operasi untuk jantungnya ternyata telah disiapkan di negeri jiran..
Ruangan dan dokternya pun telah ditentukan…
Tapii,,,
Allah lah Sang Maha Pemilik diri ini…


****


Untukmu yang telah berjuang 6 tahun melawan penyakit itu..
Adikku tersayang,,
Tagihlah janji Rabb-mu yg menghadiahkan syurga bagi muslim/muslimah yg punya penyakit sprti dirimu.
Dan mintalah syurga bagi kedua orang tuamu kelak kepada Sang Maha Penyayang..

Aku mencintaimu krn Allah..